Rabu, 18 Maret 2009

Maukah anda menjadi Perawat

Ada suatu fenomena yang menarik dalam “Ruang Keperawatan Indonesia”, Judul diatas adalah sebuah jawaban yang sering akan kita dapatkan ketika pertanyaan itu akan kita tanyakan kepada masyarakat secara umum.

Mereka akan dengan bangganya menyampaikan jawaban : “YA” ketika mereka di beri tawaran untuk melanjutkan study pada peminatan yang masih di anggap berada pada level yang tinggi di kalangan masayarakat Indonesia seperti : (ekonomi, tekhnik, hukum, kedokteran dsb). Tapi mereka akan mereka akan dengan cepat mengelengkan kepala dengan jawaban ÖGAH-AH”ketika mereka di Tanya tentang kesempatan untuk melanjutkan di peminatan “KEPERAWATAN".

Hal ini terjadi karena adanya suatu pemahaman yang salah dan keliru tentang “Perawat dan Keperawatan”di lingkup masyarakat Indonesia secara umum sehingga mengakibatkan perilaku tidak tertarik untuk menekuni apalagi memilih profesi perawat.

Yang lebih menarik lagi, ketika seorang mahasiswa keperawatan telah memulai suatu proses pembelajaran, ada perasaan penyesalan “Terbersit”dalam hati mereka karena persepsi yang salah tentang profesi “Perawat”itu sendiri. Persepsi keliru itu terjadi karena kesalan informasi yang mereka terima dan kenyataan di lapangan .

Menyesalkah mereka telah memilih Perawat sebagai profesi mereka??? Kalau pertanyaan itu ditanyakan kepada mereka maka dengan tersipu malu mereka akan memberikan jawab : “YA”saya menyesal……..

Mengapa??????

Tentu karena ada suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan awal yang mereka dapatkan, padahal itu semua terjadi karena misinterprestasi terhadap “Profesi perawat” yang akan mereka jalani.

Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan Negara-negara yang secara umum masyarakatnya sudah memahami benar dan tahu persis apa dan bagaimana serta kesempatan apa saja yang akan mereka dapatkan kalau menjadi “Perawat” seperti : Philipines, India, dsb.

Di Negara-negara tersebut bahkan seorang dokter spcialist, arsitek, pengacara, ahli komputer, mereka akan rela meninggalkan profesinya demi untuk jadi seorang perawat karena mereka yakin dengan menjadi perawat mereka akan dapat hidup dengan layak dan dapat bekerja di Negara manapun yang mereka inginkan.
Sekedar untuk berbagi informasi saya punya kawan Perawat yang berasal dari Philipines dan bekerja satu rumah sakit di Kuwait dia mantan seorang dokter specialis kebidanan di Phlipines dan yang bersangkutan rela meningggalkan profesinya dan Kuliah sebagai Perawat karena mereka menyadari benar dengan menjadi seorang Perawat yang bersangkutan dapat memiliki kesempatan untuk bekerja di Negara manapun dia inginkan. Dan itu hanya salah satu contoh, masih banyak cerita yang sama yang saya tidak bias utarakan satu persatu di tulisan saya ini.

Ada beberapa hal yang segera harus kita lakukan agar reputasi dan persepsi masyarakat terhadap perawat semakin positif antara lain :

1. Melakukan distribusi informasi kepada seluruh masyarakat
Sumber informasi seperti televisi, media massa, radio dan sarana sumber informasi lainya belum menjadi alat yang di optimalkan oleh seluruh Perawat Indonesia dalam semua sektor.

Masih sangat jarang kita temui Tulisan-tulisan tentang keperawatan masuk dalam Head line News Surat kabar nasional sebuah berita baik yang bersifat Berita, informasi dsb. Hal ini harusnya mulai disikapi dengan bijaksana terutama oleh para Ahli Keperawatan yang harusnya sudah mulai rajin menulis dan memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang profesi keperawatan dan peran sertanya. Bila semakin banyak para Pakar dan ahli keperawatan yang meluangkan waktu untuk membuat tulisan-tulisan dalam media seperti : Surat Kabar, internet, Televisi, radio, pasti ini akan sangat mendukung kampanye nasional penyebaran informasi positif tentang keperawatan sehingga pemahaman masayarakat tentang perawat dan keperawatan.

Kalangan intelektual keperawatan( seperti : Mahassiwa, dose, parktisi) juga harus mampu bersaing dan tidak terkesan “GAPTEK (gagap tekhnologi)” sehingga kita akan semakin bias berkiprah dalam segala aspek kehidupan bermasayarakat baik secara Politik, Ekonomi, Sosial ataupun dimensi kehidupan bermasayarakat lainnya.

Pepatah “Tak Kenal maka Tak Sayang” tentu masih sangat relevan dengan kondisi ini.

2. Memotivasi secara Psikologis kepada Mahasiswa Keperawatan\
Ada pekerjaan rumah yang besar bagi para perawat yang bekerja di sektor pendidikan (sebagai dosen) bahwa kewajiban mereka bukan hanya menyampaikan materi sesuai capain kurikulum tapi juga memiliki tugas berat dalam rangak membangun keyakinan hidup dan optimisme profesi bagi calon Perawat bahwa mereka dapat hidup lebih mapan secara ekonomi bahkan di banding dengan profesi lain kalau mereka benar-benar menjadi perawat yang professional.

Perlu di tumbuhkan keyakinan pada seluruh mahasiswa di semua program keperawatan bahwa dengan menjadi seorang Perawat kita akan mampu menjelajah dan bekerja diseluruh dunia yang mungkin akan sangat sulit diperoleh oleh profesi lain seperti : Dokter, Arsitek, pengacara, dsb.

3. Menghentikan segala kegiatan Malpraktek
Seluruh Perawat harus secepatnya menyadari bahwa Cakupan dan kewenagan pekerjaan seorang Perawat sangat berbeda dengan dokter, sehingga tidak ada lagi Perawat yang melakukan Praktek Pelayanan Kedokteran. Dalam hal ini organisasi profesi seperti PPNI tentu harus memiliki kontribusi yang lebih konkrit dalam menciptakan aturan dan perundang-undangan dalam rangka menciptakan situasi yang kondusif. Hal ini sangat penting dalam rangka pembelajaran kepada masyarakat bahwa Perawat adalah profesi yang terpisah dan berbeda dari seorang dokter dan memiliki batasan kewenangan yang berbeda. Perawat juga bukan pembantu (asisten) dokter tapi Mitra dalam arti kesetaraan dalam segala aspek.

4. Menciptakan iklim Persaingan dan Penyampain Peluang Pekerjaan
Pearawat tidak seharusnya berkecil hati dengan takut tidak mendapatkan pekerjaan yang layak dan hanya menggantungkan bahwa kesempatan dan peluang kerja pada satu kesempatan (banyak perawat kita yang hanya berharap untuk bias jadi pegawai negero sipil).

Padahal kalau kita menyadari sebenarnya banyak sekali kesempatan dan tawaran kerja di luar negeri seperti :
a. USA
b. Canada
c. United Kingdom (Inggris)
d. Kuwait
e. Saudi Arabia
f. Australia
g. New Zaeland
h. Malaysia
i. Qatar
j. Oman
k. UEA
l. Jepang
m. German
n. Belanda
o. Swiss

Di Negara-negara tersebut gaji perawat bias 5-30 kali lipat gaji pegawai Negeri di Negara Indonesia, tentu tidak mudah untuk bias mencapai itu semuanya tapi bukan sesuatu yang sulit untuk dicapai kalu kita telah mempersiapkan sejak kita masih di bangku kuliah. Untuk bisa bekerja di negara-negara tersebut kita harus melalui beberapa test seperti : NCLEX-RN, IELTS, CGFNS (akan saya bahas dalam tulisan saya selanjutnya)

Apa persiapan-persiapan yang harus kita lakukan untuk dapat mencapai itu semuanya (akan saya bahas dalam tulisan saya berikutnya).

Ketika kwalitas SDM keperawatan sudah meningkat dan berada dalam standarisasi kualitas internasional (Cakap secara teori dan praktek) dan mampu berbahasa internasional seperti (English dan atau Arabic) maka bukan lagi Perawat yang akan mencari pekerjaan tapi Ruimah sakit yang akan mencari mereka. Saat itulah saatnya bicara “Selamat Tingga dan Good Bye” pada rumah sakit atau pemilik lapangan pekerjaan yang menggaji perawat dengan stnadar gaji yang rendah. Bila ditinjau dari hokum Ekonomi kalau kondisi itu sudah tercipta dengan sendirinya tidak akan ada Rumah sakita atau lapangan pekerjaan yang akan menggaji perawat dengan semau-maunya, tidak akan adalagi profesi yang memandang rendah perawat.

Bagaimana…? Masih meyesal menjadi Perawat…Jawabanya tentu sangat tergantung pada posisi mana anda sekarang, Tapi kalau pertanyaan itu di tanyakan kapada saya saya akan menjawab dengan lantang dan tegas : TIDAK, Saya sangat bangga dan bersyukur telah dilahirkan untuk menjadi seorang Perawat, Idealnya seluruh Perawat Indonesia juga akan memberikan jawaban yang sama.

Ada sebuah realita yang menarik yang mungkin akan bias membangkitkan semangat kita semua : bahwa seorang perawat akan bias memiliki keahlian apapun tanpa ada batas pengahalang dan bias berkecimpung dalam keahlian lain .\

Perawat bias jadi ahli Komputer, Entrepreneur, Penulis, Politikus sekalipun tanpa hambatan apapun. Tapi coba kondisi ini di balik : bisakah ahli computer, penulis, politikus, Ekonom, melakuakn praktek keperawatan, Jeals tidak bias karena keahlian keperawatan harus dengan keahlian yang spesifik.

Bagaimana…Banggakah anda menjadi Perawat???

Selasa, 10 Maret 2009

RAKER HIMKAJAYA

Selasa, 10 maret 2009, bertempat di biomed lt.2 diadakan Rapat Kerja HIMKAJAYA. Rapat ini merupakan rapat perdana untuk HIMKAJAYA setelah Pelantikan anggota baru pada acara NMLR, Dihadiri oleh seluruh pengurus HIMKA rapat ini bertujuan untuk mempresentasikan program kerja masing-masing departemen mulai dari dept. PSDM sampai dept. Advokastra. Pada acara ini juga diadakan acara perkenalan masing-masing anggota departemen dengan tujuan untuk merekatkan tali silaturahmi antar pengurus HIMKAJAYA.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh Ketua HIMKAJAYA Aulia Lydia. Di sini beliau mempresentasikan pengurus-pengurus utama Himka seperti Wakil Ketua 1 dan 2. Bendahara Umum, dan masing masing Kepala Departemen ( Kadep ). acara dilanjutkan dengan Presentasi dari Dept. PSDM yang dikepalai oleh Berty . Presentasi Dilanjutkan oleh dept. HI dengan Ria sebagai komandannya. Setelah itu dept. HE menunjukkan dirinya di depan semua pengurus, dengan Nita Aprilia sebagai jendralnya. Presentasi dilanjutkan oleh Biro danus denganUmi R sebagai kepala genknya. Departemen Ilmiah melanjutkan presentasi dan dept. ini dipegang oleh.Putri Setyani. Dept Advokastra tidak mau kalah dan mempresentasikan dirinya dengan Dwi Jayanti sebagai Key personnya.
Acara diakhiri oleh Ketua Himkajay Aulia Lydia.

Sabtu, 07 Maret 2009

NMLR

Nursing Motivation Leadership and Recharging. itulah acara yang baru saja "sukses" dilaksanakan oleh HIMKAJAYA. Bertempat di coban rondo mulai tanggal 28 februari sampai 1 maret2009, kegiatan ini bertujuan untuk melatih kepemimpinan bagi pengurus baru HIMKAJAYA periode 2009-2010. Kegiatan ini diikuti lebih kurang 50 peserta terdiri dari angkatan 2008,2007 dan angkatan 2006. Dibuka oleh dr.Hanafi selaku Pembantu dekan 3,sebelum diberangkatkan diadakan dengar pendapat dengan beberapa orang "dahsyat" yang ada di lingkungan brawijaya yang bertujuan untuk membangkitkan semangat para kader-kader baru HIMKAJAYA sebelum berangkat ke coban rondo.
Setelah diberangkatkan dan sampai di coban rondo, acara dimulai dengan materi oleh B.Hanny,dosen keperawatan Ilmu keperawatan Brawijaya, dengan materi " Aku Bangga Menjadi Perawat. Selain materi dilakukan juga games untuk meningkatkan kerjasama antar peserta NMLR. Acara selanjutnya adalah break untuk makan siang dan sholat. Seteleh selesai makan dan sholat, acara dilanjutkan dengan materi Motivasi oleh motivator dari TRUSCO. Acara ini bertujuan untuk membangkitkan semangat para peserta NMLR. Acara selanjutnya adalah istirahat, makan dan sholat maghrib sekaligus persiapan untuk para peserta menunjukkan kreativitas pada acara selanjutnya. Dilanjutkan kemudian dengan acara api unggun. Pada acara kali ini peserta yang dibuat berkelompok diharuskan menunjukkan kreativitasnya. Kebanyakan peserta menampilkan drama,mulai dari masalah batu Ponari sampai seorang cewek bernama bunga ( nb: diperankan oleh mantan Kahim 2008-2009) yang ingin putus dengan pacarnya. Acara ini berlangsung sangat seru dan menarik, tak terlupakan persembahan maut dari Jamil (angkt.senior 2006) untuk adik-adiknya yang akan memanggul HIMKAJAYA di pundaknya.
Acara yang ditunggupun datang, yaitu pelantikan Pengurus baru HIMKAJAYA periode baru 2009-2010 oleh mantan KAHIM 2008-2009. Acara berlangsung khidmat dengan pengikraran janji para peserta dan sepatah kata dari Kahim Baru untuk para anggotanya.
Setelah acara selesai peserta dipersilahkan untuk istirahat malam karena besok akan ada acara yang lebih berat lagi. Bangun pagi-pagi dilanjutkan dengan sholat dan jalan-jalan sekitar penginapan, para peserta memulai pagi itu dengan penuh antusias. Setelah selesai makan dan bersiap acara jelajahpun dimulai. Pada acara ini ada 10 pos yang harus dilalui oleh para peserta dengan setiap tantangan yang ada pada setiap pos, mulai dari permainan yang membutuhkan pemikiran para jenius, permainan yang mengandalkan kepercayaan pemimpin sampai dengan permainan yang mengandalkan otot (terutama para peserta laki-laki yang sangat "exciting" dengan permainan ini). Setelah seluruh peserta berhasil menyelesaikan acara ini ( walaupun ada peserta yang tersesat ) acara dilanjutkan dengan pengumuman kelompok peserta terbaik sekaligus makan siang. Tak lupa ada bonus game dari panitia yaitu mencari sebuah Pin di dalam aliran sungai kecil berbekal petunujuk yang didapat dari setiap pos.
Setelah makan siang selesai acra dilanjutkan dengan kembali ke penginapan dan packging untuk kemudian pulang. Eittss...tak lupa kita kunjungi dulu air terjun coban rondo sambil menikmati jagung bakar (walau sedikit mahalll) dan sekedar mencari oleh-oleh. Setelah waktu dirasa sudah sore, akhirnya kita Go back to kampus dan dilanjutkan dengan pulang ke rumah masing2.